Menjalankan bisnis madu tampak sederhana, tetapi saat mulai menghitung modal, biaya kemasan, ongkir, sampai menentukan harga jual, barulah terasa betapa pentingnya mengetahui HPP (Harga Pokok Produksi).
Banyak pemilik usaha rumahan yang akhirnya bingung karena laba terasa kecil, padahal penjualan sudah cukup ramai. Sering muncul pertanyaan seperti “Sebenarnya HPP dan harga jual apakah sama?” atau “Apa saja sih komponen biaya yang wajib dimasukkan ke HPP?”.
Untuk itu, mari kita bahas langkah demi langkah tentang cara menghitung HPP untuk bisnis madu, mulai dari pembelian bahan baku sampai biaya operasional.
Penjelasan ini dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh pemula yang baru merintis usaha madu, baik usaha kecil maupun yang ingin naik kelas.
Mengapa HPP Penting dalam Bisnis Madu?
Banyak pelaku UMKM yang menentukan harga hanya “ikut harga pasar” atau sekadar meniru kompetitor. Padahal kebutuhan biaya tiap usaha itu berbeda.
Dengan menentukan HPP secara benar, Anda bisa:
- Mengetahui modal sebenarnya per botol madu.
- Menghindari kerugian akibat salah perhitungan.
- Menentukan harga jual yang adil dan kompetitif.
- Menghitung margin keuntungan secara lebih jelas.
Tanpa perhitungan HPP, bisnis madu sering terlihat untung, namun setelah dihitung ulang, ternyata margin-nya sangat tipis. Jadi jangan anggap remeh proses perhitungan ini.
Baca Juga: Begini Strategi Membangun Bisnis Madu Herbal dari 0
Komponen HPP dalam Bisnis Madu
Berikut komponen biaya yang wajib dimasukkan ke dalam perhitungan HPP.
1. Bahan Baku Madu
Ini komponen terbesar, terutama jika Anda membeli madu dalam jumlah grosir. Kualitas berbeda → harga berbeda → HPP pun ikut berubah.
2. Kemasan Madu
Terdiri dari:
- Botol (plastik/kaca)
- Tutup
- Segel shrink
- Label produk
3. Biaya Produksi
Termasuk:
- Sterilisasi
- Pengemasan
- Gas/listrik
- Tenaga kerja
4. Biaya Operasional
Bagian ini paling sering dilupakan padahal signifikan:
- Ongkir bahan baku
- Transportasi
- Pulsa/internet
- Plastik atau bubble wrap
- Biaya promosi kecil
5. Penyusutan Alat
Contohnya timbangan digital, sealer, corong stainless, ember food grade, dan sebagainya.
Contoh Simulasi Tabel Komponen Biaya HPP Madu
Untuk mempermudah, berikut contoh tabel biaya untuk 50 botol madu ukuran 250 ml:
Tabel Perhitungan Biaya Produksi Madu.
| Komponen Biaya | Jumlah/Unit | Total Biaya |
| Madu 10 kg | Rp70.000/kg | Rp700.000 |
| Botol + Tutup (50 pcs) | Rp3.000 | Rp150.000 |
| Label (50 pcs) | Rp700 | Rp35.000 |
| Gas/Listrik | — | Rp20.000 |
| Tenaga Kerja | — | Rp50.000 |
| Ongkir Bahan Baku | — | Rp25.000 |
| Transport | — | Rp20.000 |
| Penyusutan Alat | — | Rp50.000 |
| TOTAL BIAYA | Rp1.050.000 |
Dengan total biaya Rp1.050.000 untuk produksi 50 botol, maka:
HPP madu per botol = Rp1.050.000 ÷ 50 = Rp21.000
Baca Juga: Strategi Bisnis Madu yang Efektif, Pemasaran yang Tepat
Menentukan Harga Jual Setelah Mengetahui HPP
Setelah HPP diketahui, barulah menentukan harga jual yang tepat. Di sini sering muncul kebingungan seperti “HPP dan harga jual apakah sama?”
Tentu saja berbeda. Harga jual harus mencakup keuntungan yang memadai.
Misalnya Anda ingin margin 40%:
Harga Jual = HPP + (HPP × 40%)
= 21.000 + 8.400
= Rp29.400 → dibulatkan Rp30.000
Harga Rp30.000 per botol masih sangat wajar, kompetitif, dan memberi ruang keuntungan.
Kesalahan Umum Saat Menghitung HPP Madu
Beberapa kesalahan berikut sering membuat bisnis terlihat ramai, tetapi keuntungan sebenarnya sangat tipis karena perhitungan HPP tidak tepat.
A. Tidak memasukkan biaya kecil
Banyak pelaku usaha hanya menghitung biaya besar seperti madu dan botol, padahal biaya kecil seperti bubble wrap, segel, bensin, atau ongkir bahan baku juga wajib dimasukkan. Jika dibiarkan, biaya kecil ini bisa menggerus margin tanpa disadari.
B. Menyamakan HPP dan harga jual
Kesalahan ini cukup sering terjadi. Banyak yang menetapkan harga sesuai modal sehingga muncul pertanyaan “HPP dan harga jual apakah sama?” Padahal harga jual seharusnya mencakup margin keuntungan, jadi bukan hanya menutupi modal.
C. Meniru harga kompetitor
Menetapkan harga hanya berdasarkan harga pesaing tanpa menghitung HPP sendiri sangat berisiko.
Setiap bisnis memiliki biaya operasional berbeda, sehingga meniru harga kompetitor bisa menyebabkan keuntungan sangat tipis atau bahkan rugi.
D. Tidak menghitung penyusutan alat
Alat seperti timbangan, sealer, atau corong punya masa pakai. Jika penyusutan tidak dihitung dalam HPP, biaya penggantian alat akan terasa tiba-tiba dan mengganggu modal usaha.
Baca Juga: 10 Tips Sukses Bisnis Madu Asli yang Wajib Anda Praktekkan
Tips Menghemat HPP Tanpa Menurunkan Kualitas
Beberapa trik yang bisa Anda lakukan agar HPP lebih efisien:
- Beli madu langsung dari supplier grosir.
- Gunakan botol yang standar dan dibeli dalam jumlah besar.
- Lakukan pencatatan harian agar biaya tak “bocor halus”.
- Pilih supplier yang konsisten kualitasnya agar tidak sering trial-error.
Ingin Bisnis Madu Lebih Untung? Mulai dari HPP yang Tepat
Menghitung HPP bukan sekadar urusan angka, tetapi strategi untuk membuat bisnis madu Anda lebih sehat dan menguntungkan.
Dengan pemahaman yang benar, Anda tidak akan bingung lagi soal “HPP dan harga jual apakah sama?” karena perbedaannya sudah jelas yaitu HPP adalah modal, harga jual adalah modal plus laba.
Dan jika Anda sedang mencari supplier madu grosir, kami menyediakan beberapa jenis madu asli berkualitas dengan harga grosir yang sangat cocok untuk reseller, UMKM, dan pedagang yang ingin menjual ulang produk madu dengan margin lebih besar.
Silahkan hubungi kami hari ini untuk informasi harga grosir terbaru, kami siap mendukung bisnis Anda berkembang lebih cepat.





